Sabtu, 16 April 2011

kode-kode bearing

Buat yang belum mengerti dan mengenal kode-kode bearing / laher yang cocok untuk pada roda, gir maupun krug as untuk motor HONDA, berikut saya tampilkan susunan bearing yang aplikatif buat semua jenis motor Honda.

Untuk para mekanik yang masih baru (seperti saya.. heheheee..) untuk mengetahui berapa nomor kode bearing yang aplikatif untuk roda motor tertentu sangatlah susah. Apalagi kalo bearing yang akan kita ganti nomornya sudah tidak terlihat karena dimakan usia. Setelah saya melakukan beberapa penggantian, berikut data bearing untuk motor HONDA.

Semoga bermanfaat

C70 / C700 / C800 / A800 / ASTEA WIN
Roda Depan 6300 - 6300
Roda Belakang 6301 - 6301
Krug As 6304 - 6304
Gear 6203

SUPRA / SUPRA-X / NOVA / SONIC / PRIMA / GRAND / LEGENDA
Roda Depan 6301 - 6301
Roda Belakang 6301 - 6301
Krug As 6304 - 6304
Gear 6203

GLK / CBK1 / CBK2
Roda Depan 6301 - 6301
Roda Belakang 6200 - 6302
Gear -

CBK3 / CBK4
Roda Depan 6301 - 6301
Roda Belakang 6202 - 6302
Krug As -
Gear -

C902 / BENLY
Roda Depan 6301 - 6301
Roda Belakang 6301 - 6301
Krug As 6205 - 6205
Gear 6205

GL100 / GL125 / GL100 (CDI)
Roda Depan 6301 - 6301
Roda Belakang 6202- 6302
Krug As -
Gear 6203

CB 100 / CB125
Roda Depan 6301 - 6301
Roda Belakang 6202 - 6302
Krug As 6304 - 6304
Gear 6203

CG100 / CG110 / CG125
Roda Depan 6301 - 6301
Roda Belakang 6203 - 6302
Krug As 6304 - 6304
Gear 6203

GL MAX-P / GL MAX-C / GL MAX NEO / GL PRO-P / GL PRO-C / GL PRO-NEO
Roda Depan 6301 - 6301
Roda Belakang 6302 - 6302
Krug As 6304 - 6304
Gear 6203

MEGA PRO
Roda Depan 6301 - 6301
Roda Belakang 6302 - 6302
Krug As -
Gear -

TIBER 2000
Roda Depan 6301 - 6301
Roda Belakang 6203 - 6203
Krug As 6304 - 6304
Gear 6203

Data yang tidak ada, silahkan ada cari sendiri ;)

Label: HONDA, PART, SERVICE

Jumat, 25 Maret 2011

TEORI PEMELIHARAAN

TEORI PEMELIHARAAN

Dalam bab ini kami akan berusaha menguraikan tentang teori dan model pendukung pemecahan masalah yang akan kami gunakan dalam penyusunan modul ini . Adapun beberapa hal yang akan diuraikan pada bab ini yaitu mencakup tentang  pengertian umum perawatan, pentingnya perawatan, fungsi dan tujuan perawatan, jenis perawatan, kapan harus dilakukannya perawatan, lingkup kegiatan perawatan, konsep keandalan, fungsi distribusi keandalan, availibility dan maintenability.

II.1.     Pengertian Umum Perawatan
            Perawatan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mempertahankan kondisi peralatan agar tetap dalam kondisi baik, dengan demikian diharapkan menghasilkan suatu output sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Menurut Dhillon (1985), Perawatan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaiki suatu kondisi yang bisa diterima. Sedangkan menurut British Standard Institute (BS 3811,1974). Perawatan adalah kombinasi dari beberapa tindakan yang ditujukan untuk mempertahankan kinerja fasilitas atau mesin.
            Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perawatan mempunyai kaitan yang erat dengan tindakan pencegahan dan pembaharuan. Dalam perawatan, tindakan-tindakan yang dapat dilakukan antara lain :
  1. Pemeriksaan, yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem untuk mengetahui apakah sistem masih berada dalam keadaan yang memenuhi persyaratan yang diinginkan.
  2. Penggantian Komponen, yaitu tindakan penggantian komponen sistem yang sudah tidak berfungsi dimana tindakan penggantian komponen sistem dilakukan dapat bersifat terencana dan tidak terencana.
  3. Repair dan overhaul, yaitu melakukan pemeriksaan secara cermat serta melakukan perbaikan dimana dilakukan set-up ulang.
  4. Penggantian sistem, yaitu tindakan yang diambil apabila tindakan-tindakan yang lain sudah tidak memungkinkan lagi.
II.2.     Fungsi dan Tujuan Perawatan
Fungsi perawatan adalah memperbaiki mesin atau peralatan (Equipment) yang rusak dan menjaga agar selalu dalam kondisi siap dioperasikan.
Menurut Patner (1995), perawatan adalah meliputi seluruh kegiatan yang diambil untuk menjaga kondisi mesin yang bisa diterima.
Perawatan mempunyai tujuan utama sebagai berikut :
  1. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset mesin produksi yang ada di pabrik (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya).
  2. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
  3. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produksi itu sendiri dan kegiatan produksi tidak terganggu.
  4. Untuk membantu pengurangan pemakaian dan penyimpanan diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditetapkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.
  5. Untuk mencapai tingkat biaya perawatan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif dan efisien.
  6. Menghindari kegiatan perawatan yang dapat membahayakan keselamatan kerja.
  7. Mengadakan kerjasama yang erat dari perusahaan dengan fungsi-fungsi utama yang lain dari perusahaan dan dalam rangka mencapai tujuan utama perusahaan tersebut yaitu memperoleh keuntungan yang sebanyak mungkin dengan total biaya yang rendah.
Bagian perawatan berkaitan erat dengan proses produksi karena kegagalan kegiatan perawatan sangat mengganggu kelancaran proses produksi. Dengan adanya kegiatan perawatan yang baik dan efektif, akan mencegah timbulnya kerusakan (breakdown) pada waktu yang telah diperkirakan terlebih dahulu.

II.3.     Jenis-Jenis Perawatan
            Aktivitas pemeliharaan suatu fasilitas atau mesin produksi yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1). Perawatan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance)
Merupakan perawatan yang tidak direncanakan terlebih dahulu, disebabkan peralatan dan fasilitas produksi tidak memiliki rencana serta jadwal perawatan. Kegiatan perawatan ini disebut juga perawatan darurat (breakdown maintenance atau emergency maintenance) yang didefinisikan sebagai perawatan yang perlu dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang fatal seperti : kerusakan besar pada peralatan, hilangnya produksi dan keselamatan kerja.

2). Perawatan Terencana (Planned Maintenance)
Merupakan kegiatan perawatan yang mengacu pada rencana yang telah disusun dan dilaksanakan serta didokumentasikan. Perawatan ini terbagi 2 yaitu :
a.       Perawatan Pencegahan (Preventive)
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu proses produksi dan mencegah menurunnya fungsi peralatan dan fasilitas.
Perawatan ini dibagi 2 yaitu :
§  Perawatan rutin
Perawatan rutin adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin setiap hari yaitu dengan pembersihan peralatan, pelumasan, pengecekan oli, pengecekan bahan bakar.
§  Perawatan periodik
Perawatan periodik adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara periodik atau jangka waktu tertentu seperti memeriksa komponen-komponen peralatan.

b.      Perawatan Perbaikan (Corrective Maintenance)
Kegiatan perawatan yang sudah direncanakan berupa penggantian komponen yang sudah tidak berfungsi. Perawatan perbaikan dapat berupa perbaikan yang tidak ditemukan pada saat pemeriksaan seperti penggantian komponen secara serentak juga overhaul (perbaikan menyeluruh) terencana.




II.4.     Lingkup Kegiatan Perawatan
            Dalam kenyataannya pelaksanaan kegiatan perawatan akan berbeda untuk masing-masing jenis peralatan atau kekhususan suatu industri dan kekhususan persoalan-persoalannya. Lingkup dari kegiatan perawatan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1). Primary Function (Fungsi Utama)
Fungsi ini selalu setiap hari dikerjakan oleh bagian perawatan. Fungsi ini terdiri dari :
a.       Maintenance Of Existing Plant Equipment : Perawatan dari semua peralatan dipabrik, yaitu mereparasi peralatan produksi yang diperlukan secara cepat dan ekonomis dan memperkirakan perbaikan dengan preventive maintenance sebisa mungkin.
b.      Equipment Inspection and Lubrication : Pemeriksaan dan pelumasan terhadap peralatan. Tugas ini biasanya sudah merupakan pekerjaan rutin dari bagian perawatan.
c.       Maintenance Of Existing Plant Building and Grounds : Pemeliharaan dari bangunan pabrik dan lantai gedung yang biasanya menjadi tanggung jawab bagian perawatan.

2). Secondary Function (Fungsi Penunjang)
Fungsi ini sebagai kegiatan tambahan pada bagian perawatan. Fungsi ini terdiri dari :
a.       Stores Keeping : Penggudangan peralatan/perlengkapan dan material yang berhubungan dengan kegiatan operasional perawatan.
b.      Plant Protection : Perlindungan pabrik (misalnya dari kebakaran) yang biasanya ditugaskan pada bagian perawatan.
c.       Salvage and Waste Proposal : Pembuangan sampah limbah yang berhubungan dengan peralatan yang ditetapkan menjadi bagian dari perawatan.

II.5.     Prosedur Dalam Pelaksanaan Perawatan
            Dalam setiap kegiatan tidak dapat terlepas dari prosedur atau langkah-langkah untuk melakukan kegiatan tersebut. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan perawatan antara lain :
  1. Inspeksi
Kegiatan ini meliputi kegiatan pemeriksaan secara berkala untuk semua peralatan yang dimiliki sesuai dengan rencana beserta kegiatan pengecekkan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan dari hasil pengecekkan tersebut. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi peralatan yang dimiliki perusahaan, karena peralatan dalam kondisi baik akan memperlancar proses produksi. Laporan-laporan inspeksi berguna bagi bagian perawatan untuk mengadakan perbaikan yang tepat pada sasaran, selain itu berguna bagi pengambil keputusan untuk memutuskan antara mengganti atau memperbaiki mesin atau peralatan yang rusak.
  1. Kegiatan Teknik
Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan peralatan baru, dan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang baru diganti, serta melakukan penelitian terhadap kemungkinan pengembangannya. Dalam kegiatan ini diperlukan kemampuan untuk melakukan perubahan maupun perbaikan bagi kemajuan peralatan pabrik tersebut.
  1. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi merupakan kegiatan perawatan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki mesin dan peralatan. Melaksanakan kegiatan yang disarankan dalam kegiatan inspeksi dan teknik. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah agar kegiatan proses produksi dapat berjalan dengan lancar kembali, diperlukan suatu usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
  1. Pekerjaan Administrasi
Pekerjaan administrasi merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan biaya pengeluaran untuk kegiatan perawatan, kebutuhan komponen, laporan kegiatan yang telah dikerjakan, waktu inspeksi dan perbaikan, lamanya perbaikan dilakukan dan jumlah komponen yang tersedia dibagian perawatan. Jadi dalam kegiatan pencatatan ini termasuk penyusunan perencanaan dan jadwal yaitu rencana waktu suatu mesin harus diperiksa, diservis dan direparasi.
  1. Perawatan Bangunan
Perawatan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan tetap terpelihara.

TEORI PEMELIHARAAN

LANDASAN TEORI


Dalam bab ini kami akan berusaha menguraikan tentang teori dan model pendukung pemecahan masalah yang akan kami gunakan dalam penyusunan modul ini . Adapun beberapa hal yang akan diuraikan pada bab ini yaitu mencakup tentang  pengertian umum perawatan, pentingnya perawatan, fungsi dan tujuan perawatan, jenis perawatan, kapan harus dilakukannya perawatan, lingkup kegiatan perawatan, konsep keandalan, fungsi distribusi keandalan, availibility dan maintenability.

II.1.    Pengertian Umum Perawatan
    Perawatan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mempertahankan kondisi peralatan agar tetap dalam kondisi baik, dengan demikian diharapkan menghasilkan suatu output sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Menurut Dhillon (1985), Perawatan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaiki suatu kondisi yang bisa diterima. Sedangkan menurut British Standard Institute (BS 3811,1974). Perawatan adalah kombinasi dari beberapa tindakan yang ditujukan untuk mempertahankan kinerja fasilitas atau mesin.
    Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perawatan mempunyai kaitan yang erat dengan tindakan pencegahan dan pembaharuan. Dalam perawatan, tindakan-tindakan yang dapat dilakukan antara lain :
1.    Pemeriksaan, yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem untuk mengetahui apakah sistem masih berada dalam keadaan yang memenuhi persyaratan yang diinginkan.
2.    Penggantian Komponen, yaitu tindakan penggantian komponen sistem yang sudah tidak berfungsi dimana tindakan penggantian komponen sistem dilakukan dapat bersifat terencana dan tidak terencana.
3.    Repair dan overhaul, yaitu melakukan pemeriksaan secara cermat serta melakukan perbaikan dimana dilakukan set-up ulang.
4.    Penggantian sistem, yaitu tindakan yang diambil apabila tindakan-tindakan yang lain sudah tidak memungkinkan lagi.
II.2.    Fungsi dan Tujuan Perawatan
Fungsi perawatan adalah memperbaiki mesin atau peralatan (Equipment) yang rusak dan menjaga agar selalu dalam kondisi siap dioperasikan.
Menurut Patner (1995), perawatan adalah meliputi seluruh kegiatan yang diambil untuk menjaga kondisi mesin yang bisa diterima.
Perawatan mempunyai tujuan utama sebagai berikut :
1.    Untuk memperpanjang usia kegunaan aset mesin produksi yang ada di pabrik (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya).
2.    Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
3.    Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produksi itu sendiri dan kegiatan produksi tidak terganggu.
4.    Untuk membantu pengurangan pemakaian dan penyimpanan diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditetapkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.
5.    Untuk mencapai tingkat biaya perawatan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif dan efisien.
6.    Menghindari kegiatan perawatan yang dapat membahayakan keselamatan kerja.
7.    Mengadakan kerjasama yang erat dari perusahaan dengan fungsi-fungsi utama yang lain dari perusahaan dan dalam rangka mencapai tujuan utama perusahaan tersebut yaitu memperoleh keuntungan yang sebanyak mungkin dengan total biaya yang rendah.
Bagian perawatan berkaitan erat dengan proses produksi karena kegagalan kegiatan perawatan sangat mengganggu kelancaran proses produksi. Dengan adanya kegiatan perawatan yang baik dan efektif, akan mencegah timbulnya kerusakan (breakdown) pada waktu yang telah diperkirakan terlebih dahulu.

II.3.    Jenis-Jenis Perawatan
    Aktivitas pemeliharaan suatu fasilitas atau mesin produksi yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1). Perawatan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance)
Merupakan perawatan yang tidak direncanakan terlebih dahulu, disebabkan peralatan dan fasilitas produksi tidak memiliki rencana serta jadwal perawatan. Kegiatan perawatan ini disebut juga perawatan darurat (breakdown maintenance atau emergency maintenance) yang didefinisikan sebagai perawatan yang perlu dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang fatal seperti : kerusakan besar pada peralatan, hilangnya produksi dan keselamatan kerja.

2). Perawatan Terencana (Planned Maintenance)
Merupakan kegiatan perawatan yang mengacu pada rencana yang telah disusun dan dilaksanakan serta didokumentasikan. Perawatan ini terbagi 2 yaitu :
a.    Perawatan Pencegahan (Preventive)
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu proses produksi dan mencegah menurunnya fungsi peralatan dan fasilitas.
Perawatan ini dibagi 2 yaitu :
    Perawatan rutin
Perawatan rutin adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin setiap hari yaitu dengan pembersihan peralatan, pelumasan, pengecekan oli, pengecekan bahan bakar.
    Perawatan periodik
Perawatan periodik adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara periodik atau jangka waktu tertentu seperti memeriksa komponen-komponen peralatan.

b.    Perawatan Perbaikan (Corrective Maintenance)
Kegiatan perawatan yang sudah direncanakan berupa penggantian komponen yang sudah tidak berfungsi. Perawatan perbaikan dapat berupa perbaikan yang tidak ditemukan pada saat pemeriksaan seperti penggantian komponen secara serentak juga overhaul (perbaikan menyeluruh) terencana.


II.4.    Lingkup Kegiatan Perawatan
    Dalam kenyataannya pelaksanaan kegiatan perawatan akan berbeda untuk masing-masing jenis peralatan atau kekhususan suatu industri dan kekhususan persoalan-persoalannya. Lingkup dari kegiatan perawatan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1). Primary Function (Fungsi Utama)
Fungsi ini selalu setiap hari dikerjakan oleh bagian perawatan. Fungsi ini terdiri dari :
a.    Maintenance Of Existing Plant Equipment : Perawatan dari semua peralatan dipabrik, yaitu mereparasi peralatan produksi yang diperlukan secara cepat dan ekonomis dan memperkirakan perbaikan dengan preventive maintenance sebisa mungkin.
b.    Equipment Inspection and Lubrication : Pemeriksaan dan pelumasan terhadap peralatan. Tugas ini biasanya sudah merupakan pekerjaan rutin dari bagian perawatan.
c.    Maintenance Of Existing Plant Building and Grounds : Pemeliharaan dari bangunan pabrik dan lantai gedung yang biasanya menjadi tanggung jawab bagian perawatan.

2). Secondary Function (Fungsi Penunjang)
Fungsi ini sebagai kegiatan tambahan pada bagian perawatan. Fungsi ini terdiri dari :
a.    Stores Keeping : Penggudangan peralatan/perlengkapan dan material yang berhubungan dengan kegiatan operasional perawatan.
b.    Plant Protection : Perlindungan pabrik (misalnya dari kebakaran) yang biasanya ditugaskan pada bagian perawatan.
c.    Salvage and Waste Proposal : Pembuangan sampah limbah yang berhubungan dengan peralatan yang ditetapkan menjadi bagian dari perawatan.

II.5.    Prosedur Dalam Pelaksanaan Perawatan
    Dalam setiap kegiatan tidak dapat terlepas dari prosedur atau langkah-langkah untuk melakukan kegiatan tersebut. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan perawatan antara lain :
1.    Inspeksi
Kegiatan ini meliputi kegiatan pemeriksaan secara berkala untuk semua peralatan yang dimiliki sesuai dengan rencana beserta kegiatan pengecekkan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan dari hasil pengecekkan tersebut. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi peralatan yang dimiliki perusahaan, karena peralatan dalam kondisi baik akan memperlancar proses produksi. Laporan-laporan inspeksi berguna bagi bagian perawatan untuk mengadakan perbaikan yang tepat pada sasaran, selain itu berguna bagi pengambil keputusan untuk memutuskan antara mengganti atau memperbaiki mesin atau peralatan yang rusak.
2.    Kegiatan Teknik
Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan peralatan baru, dan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang baru diganti, serta melakukan penelitian terhadap kemungkinan pengembangannya. Dalam kegiatan ini diperlukan kemampuan untuk melakukan perubahan maupun perbaikan bagi kemajuan peralatan pabrik tersebut.
3.    Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi merupakan kegiatan perawatan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki mesin dan peralatan. Melaksanakan kegiatan yang disarankan dalam kegiatan inspeksi dan teknik. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah agar kegiatan proses produksi dapat berjalan dengan lancar kembali, diperlukan suatu usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
4.    Pekerjaan Administrasi
Pekerjaan administrasi merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan biaya pengeluaran untuk kegiatan perawatan, kebutuhan komponen, laporan kegiatan yang telah dikerjakan, waktu inspeksi dan perbaikan, lamanya perbaikan dilakukan dan jumlah komponen yang tersedia dibagian perawatan. Jadi dalam kegiatan pencatatan ini termasuk penyusunan perencanaan dan jadwal yaitu rencana waktu suatu mesin harus diperiksa, diservis dan direparasi.
5.    Perawatan Bangunan
Perawatan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan tetap terpelihara.

Senin, 03 Januari 2011

Total Productive Maintenance


  
Total Productive Maintenance
Total productive maintenance mempunyai definisi yang lengkap mengandung lima hal yang sangat penting dalam maintenance yaitu :
a.       Memaksimalkan efektifitas dan efisiensi menyeluruh peralatan /mesin.
b.      Menerapakan preventive maintenance yang koprehensif sepanjang umur alat.
c.       Melibatkan seluruh departemen baik perencana, pemakai ( user ), maupun pemelihara alat.
d.      Melibatkan semua karyawan dari top manajemen sampai front –line worker ( pekerja ).
e.       Mengembangkan preventive maintenance melalui manajemen motivasi yaitu aktivitas kelompok kecil yang mandiri.
 Dari lima hal diatas dapat didefinisikan yaitu Total Productive Maintenance ( TPM ) adalah suatu pendekatan pembaharuan di bidang pemeliharaan yang mengoptimalkan efektifitas seluruh peralatan, mengurangi kerusakan dan peningkatan pemeliharaan mandiri operator melalui aktivitas sehari-hari yang mencakup seluruh pekerja di semua departemen dari segala tingkatan (Smith, 1996). Total productive maintenance akan membangun kuat hubungan antara pemeliharaan dan produktivitas dengan memperlihatkan kegunaan pemeliharaan terhadap mesin dan peralatan, sehingga menghasilkan produktivitas yang lebih baik lagi di mana pemeliharaan sebagai fokus dan bagian penting dari bisnis perusahaan (Davis, 1995).
Pemeliharaan produktif total memiliki dua tujuan utama, yaitu menghilangkan gangguan mesin (kerusakan nol) dan menghilangkan cacat produk (cacat nol). Jika kedua tujuan tersebut dapat tercapai maka dapat memperoleh banyak keuntungan, antara lain pengoperasian mesin meningkat, biaya produksi lebih rendah, inventori menurun dan produktivitas personil meningkat (Smith, 1996). Sasaran dari Total productive maintenance adalah K3C nol, yaitu Kecelakaan nol, Kerusakan nol, Krisis nol, dan Cacat nol (Anonim, 2002). Philosofi dari pemeliharaan produktif total terdiri atas beberapa elemen seperti kerjasama tim, respon dan motivasi dari seluruh karyawan, partisipasi dan dorongan, pemimpin yang suportif, kesempatan pengembangan keahlian dan pengalaman, serta pengembangan potensial keseluruhan, pengembangan berkelanjutan dan dapat mempengaruhi dan menyiapkan insentif (Davis, 1995).
Indikator dari TPM dapat diukur dengan melakukan evaluasi output produksi itu sendiri. Indikator produksi tersebut antara lain :
a.       Produksi ( Production )
-          Produktivitas pekerja naik
-          Produktivitas alat naik
-          Pengurangan jumlah tenaga kerja
b.      Kualitas ( Quality )
-          Procces defect rate menurun
-          Jumlah keluhan terhadap produk menurun
-          Scrap berkurang
-          Reproccesing turun
-         
14
Biaya penanggulangan cacat berkurang
c.       Biaya ( cost )
-          Jam pemeliharaan berkurang
-          Biaya pemeliharaan berkurang
-          Konsumsi per unit berkurang
-          Energy saving
d.      Pengiriman/penyerahan  ( Delivery )
-          Keterlambatan pengiriman berkurang
-          Inventori produk berkurang
-          Inventori spere part menurun
e.       Keselamatan ( Safety )
-          Shutdown accident berkurang
-          Jumlah kecelakaan lain berkurang
-          Pollution accident tidak ada
-          Kepedulian pada lingkungan meningkat
f.       Motivasi
-          Jumlah saran peningkatan naik
-          Frekuensi aktivitas kelompok kecil naik
-          Julmah deteksi ketidaknormalan naik

Dari point-point di atas dapat diambil kesimpulan apakah TPM yang di terapkan telah tepat sasaran atau tidak. Keberhasilan TPM akan menjadi tanggung jawab semua secara umum.