Senin, 03 Januari 2011

Total Productive Maintenance


  
Total Productive Maintenance
Total productive maintenance mempunyai definisi yang lengkap mengandung lima hal yang sangat penting dalam maintenance yaitu :
a.       Memaksimalkan efektifitas dan efisiensi menyeluruh peralatan /mesin.
b.      Menerapakan preventive maintenance yang koprehensif sepanjang umur alat.
c.       Melibatkan seluruh departemen baik perencana, pemakai ( user ), maupun pemelihara alat.
d.      Melibatkan semua karyawan dari top manajemen sampai front –line worker ( pekerja ).
e.       Mengembangkan preventive maintenance melalui manajemen motivasi yaitu aktivitas kelompok kecil yang mandiri.
 Dari lima hal diatas dapat didefinisikan yaitu Total Productive Maintenance ( TPM ) adalah suatu pendekatan pembaharuan di bidang pemeliharaan yang mengoptimalkan efektifitas seluruh peralatan, mengurangi kerusakan dan peningkatan pemeliharaan mandiri operator melalui aktivitas sehari-hari yang mencakup seluruh pekerja di semua departemen dari segala tingkatan (Smith, 1996). Total productive maintenance akan membangun kuat hubungan antara pemeliharaan dan produktivitas dengan memperlihatkan kegunaan pemeliharaan terhadap mesin dan peralatan, sehingga menghasilkan produktivitas yang lebih baik lagi di mana pemeliharaan sebagai fokus dan bagian penting dari bisnis perusahaan (Davis, 1995).
Pemeliharaan produktif total memiliki dua tujuan utama, yaitu menghilangkan gangguan mesin (kerusakan nol) dan menghilangkan cacat produk (cacat nol). Jika kedua tujuan tersebut dapat tercapai maka dapat memperoleh banyak keuntungan, antara lain pengoperasian mesin meningkat, biaya produksi lebih rendah, inventori menurun dan produktivitas personil meningkat (Smith, 1996). Sasaran dari Total productive maintenance adalah K3C nol, yaitu Kecelakaan nol, Kerusakan nol, Krisis nol, dan Cacat nol (Anonim, 2002). Philosofi dari pemeliharaan produktif total terdiri atas beberapa elemen seperti kerjasama tim, respon dan motivasi dari seluruh karyawan, partisipasi dan dorongan, pemimpin yang suportif, kesempatan pengembangan keahlian dan pengalaman, serta pengembangan potensial keseluruhan, pengembangan berkelanjutan dan dapat mempengaruhi dan menyiapkan insentif (Davis, 1995).
Indikator dari TPM dapat diukur dengan melakukan evaluasi output produksi itu sendiri. Indikator produksi tersebut antara lain :
a.       Produksi ( Production )
-          Produktivitas pekerja naik
-          Produktivitas alat naik
-          Pengurangan jumlah tenaga kerja
b.      Kualitas ( Quality )
-          Procces defect rate menurun
-          Jumlah keluhan terhadap produk menurun
-          Scrap berkurang
-          Reproccesing turun
-         
14
Biaya penanggulangan cacat berkurang
c.       Biaya ( cost )
-          Jam pemeliharaan berkurang
-          Biaya pemeliharaan berkurang
-          Konsumsi per unit berkurang
-          Energy saving
d.      Pengiriman/penyerahan  ( Delivery )
-          Keterlambatan pengiriman berkurang
-          Inventori produk berkurang
-          Inventori spere part menurun
e.       Keselamatan ( Safety )
-          Shutdown accident berkurang
-          Jumlah kecelakaan lain berkurang
-          Pollution accident tidak ada
-          Kepedulian pada lingkungan meningkat
f.       Motivasi
-          Jumlah saran peningkatan naik
-          Frekuensi aktivitas kelompok kecil naik
-          Julmah deteksi ketidaknormalan naik

Dari point-point di atas dapat diambil kesimpulan apakah TPM yang di terapkan telah tepat sasaran atau tidak. Keberhasilan TPM akan menjadi tanggung jawab semua secara umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar